Masihkan Membanggakan Kehidupan Dunia ?

Diposting oleh Unknown on Rabu, 09 Maret 2011



Masihkah membanggakan kehidupan dunia? "Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk

Sudah menjadi angan-angan dan keinginan setiap manusia, siapapun bakal mengatakannya :

"Enaknyaaaaaa......“Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga."


Siapapun bahkan anak kecilpun memang senang dan bahagia manakala segala kebutuhan dan keiinginannya selalu dipenuhi dan dikabulkan oleh orang tuanya. Kasih sayang dan cinta kasih didambakan oleh setiap orang, namun sudah menjadi nasnya bahwa setiap orang baik rizki, jodoh, dan patinya seseorang yang mengatur hanyalah Alloh semata.

Kekayaan dunia yang melimpah menjadi rebutan dan setiap orang senang terhadap kekayaan, segala usaha dan kerja dilakukan hanya untuk mendapatkan dunia. Seseorang yang telah memiliki kekayaan melimpah, rumah bertingkat tinggi menjulang yang mewah, kendaraan berjejer serba mewah, peralatan rumah tangga yang serba mewah, makanan yang serba ada dan nikmat, memiliki pekerja yang jumlahnya berlimpah, kadang-kadang memiliki istri lebih dari empat yang cantik dan memikat. Tatkala hidup diberi sehat dan kuat saat umur masih muda dan paras yg memikat, walaupun kadang kala paras pas-pasan, namun karena harta melimpah semua mudah didapat.

Tetapi....... tatkala umur sudah mendekat liang lahat, masa muda sedikit demi sedikit berubah menjadi tua dan renta, kesehatan sudah berubah menuju sekarat...... rasa nikmat terasa mendekati kiamat... satu persatu dicabutlah rasa itu darinya; rekening, kartu kredit bahkan tabungan di dompetnya menjadi milik orang disekitarnya, gedung bertingkat tak lagi menjadi kebanggaan matanya yang nggak jelas, kendaraan mewahnya tak bisa dinikmati anggota badannya yg lemas dan kadang susah untuk bergerak, mulutnya tidak bisa lagi menikmati hidangan yang lezat, istri-istrinya yang muda, cantik dan memikat telah berganti dengan tongkatnya atau kursi rodanya apalagi tongkat satunya tak bisa lagi bergerak.

Kalau sudah seperti itu, lalu apa yang bisa dibanggakan dan di unggulkan dari kekayaan dunia, kegagahan dan kecantikan masa hidup, kalau akhirnya hanya dibungkus dengan selembar kain kafan dan dikubur dalam liang lahat.


Ketahuilah, hidup di dunia ini hanyalah sementara…
“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah bersabda,

“Apa peduliku dengan dunia? Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi )

‘Ali bin Abi Thalib RA juga memberi nasihat kepada kita,

“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-)

Manfaatkanlah waktu muda, sebelum datang waktu tua-mu…
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah bersabda,

“Manfaatkan lima sebelum datang yang lima:

1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
5. Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim)


1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
maksudnya: "Gunakan masa mudamu tuk berkarya-bekerja-dan menabung serta beribadah sebanyak-banyaknya karena dimasa muda, badan sehat dan tenaga kuat dimungkinkan untuk jadi pekerja keras yg menghasilkan, berkarya dalam masyarakat dan lingkungan tuk menjalin persaudaraan dan semua itu dibarengi dengan doa dan ibadah sebanyak-banyaknya. Tatkala umur sudah menjelang pensiun/tua, tabungan masih cukup banyak, masyarakat dan lingkunganpun peduli terhadap kita, melanjutkan ibadah lebih khusuk dan lebih mendekatkan diri pada akhirat tidak menggantungkan diri pada orang lain dimasa tua renta berbekal sangu yang cukup.”

2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
maksudnya: “Disaat badan sehat dan kuat mencari bekal dunia dan akhirat sekuatnya, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.”

3. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
maksudnya: “Dunia sebagai tempat beramal dan akan ditinggalkan, mumpung masih didunia, manfaatkanlah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini untuk mencari rizki Alloh dan berfastabikhul khoirot sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur, tempat sibuknya orang dengan hisaban.”

4. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
maksudnya: ”Selagi memiliki harta, gunakanlah harta sebagai pengantar jalan menuju surga denga menjadi ahli sodaqoh, ahli ngebosi urusan ibadah kepada Alloh, Sehingga harta Kita tertanam sebagai benih yang hasilnya berlimpah akan Kita jumpai di akhirat nanti. "Harta yang tidak diinfaki akan menjelma menjadi ular yang botak dan akan mengejar serta menggigit pemiliknya dengan mengeluarkan racun, racun yg masuk akan menyakitinya selama 70 tahun dan membusuk sampai bau nanah wok, menghancurkan jasadnya dan dikembalikannya dalam bentuk semula dan begitu seterusnya." Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.”

5. Hidupmu sebelum datang kematianmu,
maksudnya: “Lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.”

Al Munawi mengatakan, “Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)

Jadi,
seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat, ketika dia merasakan sakit.
Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin.
Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal.
Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-sia.


Orang yang beramal di waktu muda akan bermanfaat untuk waktu tua-nya…
Perhatikan surat Ar Ruum ayat 54.

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar Ruum: 54)

Ibnu Katsir mengatakan, “(Dalam ayat ini), Allah Ta’ala menceritakan mengenai fase kehidupan, tahap demi tahap. Awalnya adalah dari tanah, lalu berpindah ke fase nutfah, beralih ke fase ‘alaqoh (segumpal darah), lalu ke fase mudh-goh (segumpal daging), lalu berubah menjadi tulang yang dibalut daging. Setelah itu ditiupkanlah ruh, kemudian dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil dan tidak begitu kuat. Kemudian si mungil tadi berkembang perlahan-lahan hingga menjadi seorang bocah kecil. Lalu berkembang lagi menjadi seorang pemuda, remaja. Inilah fase kekuatan setelah sebelumnya berada dalam keadaan lemah. Lalu setelah itu, dia menginjak fase dewasa (usia 30-50 tahun). Setelah itu dia akan melewati fase usia senja, dalam keadaan penuh uban. Inilah fase lemah setelah sebelumnya berada pada fase kuat. Pada fase inilah berkurangnya semangat dan kekuatan. Juga pada fase ini berkurang sifat lahiriyah maupun batin.

Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan.

Jika engkau masih berada di usia muda, maka janganlah katakan: jika berusia tua, baru aku akan beramal.
Daud Ath Tho’i mengatakan, “Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Tetapi ingat, kematian itu datangnya tiba-tiba.” (Kam Madho Min ‘Umrika?, Syaikh Abdurrahman As Suhaim)

Semoga Allah memperbaiki keadaan negara kita. Dan semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua ke jalan yang lurus. Diberikan umur panjang, sehat, waras, kuat dan rizki yang banyak yang barokah. Semoga Rakyat Indonesia dijauhkan dari segala musibah dan dijauhkan dari kemaksiatan. Semoga para pemimpin bangsa diberi petunjuk dan melaksanakan amanahnya demi kemakmuran bangsa dan negara. Semoga demokrasi di Indonesia menjadi demokrasi yang mensejahterakan bangsa dan negara Indoneia.

Semoga rakyat Indonesia bersama-sama dengan pemerintah saling mendukung untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan negara Indonesia. Semoga perjuangan para pemimpin bangsa dan negara dapat diteruskan oleh para generasi muda bangsa dan negara Indonesia menuju kemakmuran bangsa dan negara Indonesi. Semoga Pemimpin bangsa yang jujur dan amanah bisa meneruskan tugasnya dan pemimpin yang tidak jujur dan amanah digantikan oleh orang-orang yang jujur dan amanah. Amin...amin....amin... ya Robbal 'Alamin

Bob Bisrie (2011-02-15) sumber http://www.jatim.ldii.or.id/
More aboutMasihkan Membanggakan Kehidupan Dunia ?

Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)

Diposting oleh Unknown on Selasa, 08 Maret 2011


Pembina Penggerak Generus (PPG) Kabupaten Magetan mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) kepada para generasi muda - mudi. Acara ini diikuti kurang lebih 100 orang yang terdiri dari semua pengurus muda – mudi daerah, semua pengurus muda – mudi desa, pengurus muda – mudi kelompok.

Tujuan yang diharapkan dari acara ini adalah diharapkan para generasi muda mempunyai kesiapan mental, kefahaman agama, ilmu, semangat untuk menjadi seorang pemimpin mengingat tantangan pengaruh akhir jaman yang semakin jelek. Karena pemuda adalah sebagai pemegang tongkat estafet perjuangan baik berbangsa, bernegara dan beragama.

Acara ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Februari 2011. Acara ini dimulai pukul 08.30 – 15.30 WIB bertempat di masjid Klayapan. Pembicara adalah dari Pengurus Magetan dan juga Pengurus Pusat. Pengisi dari Pengurus Magetan adalah Bp. Gatot Trisulo Hadi, Bp. Tatang Kusdiyanto, SH, Bp. Sahidun, Bp. H Nuryadi. Pengisi dari Pengurus Pusat adalah Bp. Drs. H Basori, MM.

Dalam penyampaian materi, Bp. Drs. H Basori, MM berpesan bahwa dasar untuk jadi pemimpin adalah :
1. Jadi pemimpin harus faham agama, aturan dan mengenal yang dipimpin dengan baik
2. Aris dan Bijaksana (suatu putusan harus dipertimbangkan dengan aris dan bijaksana)
3. Terjaga dari kemaksiatan, pelanggaran, nafsu syetan)
4. Disiplin dalam segala hal
5. Pintar dan senang mencari ilmu
6. Seorang pemimpin harus jadi pendengar yang baik
7. Bisa mengajak, mempengaruhi, menggerakkan, mengambil keputusan, siap menjadi suri tauladan.
More aboutLatihan Dasar Kepemimpinan (LDK)

Kenaikan Sabuk Persinas ASAD Pengda Magetan

Diposting oleh Unknown


Pengurus Daerah Persinas ASAD kabupaten Magetan, mengadakan acara kenaikan sabuk bagi para pendekar Persinas ASAD wilayah kabupaten Magetan. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 7 Februari 2010, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Bertempat di halaman masjid Baitul A’la, Desa Malang Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.

Kegiatan ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Kegiatan ini merupakan tahapan untuk mengklasifikasikan para pendekar Persinas ASAD sesuai dengan kelas sabuk, kemudian untuk dilaksanakan ujian kenaikan sabuk Persinas ASAD. Pada prakteknya pengkategorian kelas sabuk sendiri juga dikelompokkan sesuai usia.

Para peserta yang mengikuti acara tersebut berjumlah sekitar 130 pendekar ASAD plus pelatih. Para peserta terbagi dalam beberapa kelas menurut sabuk pendekar dan mencakup beberapa Rayon. Jumlah peserta sesuai rayon untuk usia Pra Remaja adalah, untuk Rayon Barat 19 peserta, Rayon Maospati 26 peserta, Rayon Kartoharjo 26 peserta. Untuk usia Remaja sekitar 25 peserta.

Adapun tahapan urutan sabuk pendekar Persinas ASAD adalah, sabuk putih naik menjadi sabuk hijau, sabuk hijau naik menjadi sabuk hijau-kuning, sabuk hijau-kuning naik menjadi sabuk kuning, sabuk kuning naik menjadi sabuk kuning-biru, sabuk kuning-biru naik menjadi sabuk biru, sabuk biru naik menjadi sabuk biru-coklat, sabuk coklat naik menjadi sabuk coklat PB (Pengurus Besar).

Rincian kegiatan tersebut meliputi, lari pemanasan sejauh 3,5 km adapun rute meliputi jalan raya dan jalan pemukiman warga. Kemudian acara diteruskan senam pagi. Dilanjutkan persamaan jurus untuk persiapan peserta, kemudian Doa bersama sebelum ujian dilaksanakan. Kemudian diteruskan absensi, pembukaan dan pengarahan, pengambilan nomer tes. Masuk ke acara inti yaitu ujian kenaikan sabuk Persinas ASAD.
More aboutKenaikan Sabuk Persinas ASAD Pengda Magetan

Antusias dalam ujian kenaikan sabuk Persinas ASAD

Diposting oleh Unknown


Kegiatan ujian kenaikan sabuk Persinas ASAD yang dilaksanakan oleh Pengda Persinas ASAD kabupaten Magetan diikuti para peserta dengan penuh antusias dan semangat. Hal ini bisa dilihat ketika hari Minggu, 7 Februari 2010, pagi sebelum jam 06.00 WIB, para peserta sudah mulai berdatangan. Padahal sesuai jadwal acara dimulai pukul 07.00 WIB.

Dalam sambutannya Bp. Sakidjo selaku Pembina mengucapkan syukur dan bangga atas kerja keras dan semangat para peserta, pelatih, pembina Persinas ASAD dalam berolahraga menjaga kesehatan. “ Karena jika kita sehat maka kita akan semangat dalam beribadah”, tambah beliau.
Tidak hanya itu, Bp. Gatot Trisulo Hadi selaku Pembina juga memberikan semangat kepada para peserta, pelatih dan Pembina lainnya. “Persinas ASAD, Ampuh Sehat Aman Damai, sebagai pendekar Persinas ASAD jangan merasa minder, ingah – ingih (istilah jawa : bengong), tidak percaya diri. Karena kita punya ASAD dalam jiwa kita, maka kita harus berani dan percaya diri dalam membela kebenaran. Tentunya jika kita dalam posisi benar” kata beliau.

Para Pembina juga memberikan penjelasan dari singkatan ASAD itu sendiri, yaitu :
• “A” Ampuh : bermanfaat dan mempunyai kekuatan jika kita menggunakannya untuk kebaikan, membela kebenaran. Kita harus berani dan percaya diri jika kita benar.
• “S” Sehat : sebagaimana pepatah bilang, “men sana in corporesano” (dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat pula)
• “A” Aman : aman buat diri kita, keluarga, lawan – lawan kita dan sekitar kita. Karena ASAD tidak bersifat merusak.
• “D” Damai : tidak ada kata saling menang sendiri. Yang ada hanyalah kebersamaan dan persaudaraan. Saudara lahir batin saudara dunia-akherat. Berdiri sama tinggi duduk sama rendah, lari bersama, senam bersama, berlatih bersama, saling menjaga, memperkuat dan bekerja sama yang baik.
More aboutAntusias dalam ujian kenaikan sabuk Persinas ASAD